Skip to main content

AUSTRIA: Pengalaman Nonton MotoGP dari RedBull Ring Spielberg Austria!

Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman pertama saya dan suami nonton MotoGP secara langsung di sirkuit Redbull Ring Spielberg, Austria. Sejak pindah ke SG, saya pernah ngajak suami nonton MotoGP di Sepang Malaysia, secara kan deket ya dari SG. Tapi suami bilang "males ah", yo wis....good bye harapan nonton MotoGP live, huhu.

Nah, taunya pas rencana tour ke Eropa, ada jadwal MotoGP di Redbull Ring Austria dan Brno Ceko. Giliran suami yang ribut ngajakin nonton MotoGP, katanya sekalian ke Eropa. Sekarang malahan dia yang semangat sampai nyari-nyari info harga tiket dan akomodasinya. Setelah mencari kesana-kesini, akhirnya suami memutuskan nonton di Redbull Ring karena sesuai dengan jadwal keliling kami (mulai dari Paris - Luxembourg - Brussels - Amsterdam - Hamburg - Vienna - Venice - Rome - Milan - Zurich - balik lagi ke Paris). Sebetulnya, kami ada rencana mau ke Praha Ceko. Saya sendiri sudah pernah kesana tahun 2013 tapi suami kan belum, jadi saya ngajak kesana juga. Nah, berhubung suami ngebet pengen nonton MotoGP, akhirnya kami memutuskan tidak ke Praha dan menambah hari di Austria. Oh ya, untuk informasi pembelian tiket dan harga bisa klik web resminya disini.
Akhirnya kami deal nonton MotoGP di Redbull Ring dan suami mulai milih-milih tempat duduk serta memikirkan gimana caranya pergi dari Vienna ke Redbull. Lalu suami menemukan paket tour (bus + tiket) Alhamdulillah. Tapi jadi bingung memilih tempat duduknya karena beda lokasi beda harga, hehe. Kalau saya pribadi sih mau dimanapun kayaknya sama aja deh. Mau berdiri direrumputan atau duduk dibangku manapun, saya mah happy-happy aja, yang penting nonton. Tapi suami memikirkan kondisi panas terik (apalagi pas summer kayak gini). Suami kayaknya tau banget kalau saya udah kepanasan apalagi terik mentereng, pasti kepala saya langsung cenat cenut (sakit, berat, berujung pada pusing dan mual, bahkan dalam kasus parah saya bisa muntah). Katanya daripada ambil resiko, pilih yang aman aja. Baiklah kalau begitu, soal MotoGP ini saya serahkan semuanya sama dia. Oh iya, ini peta sirkuit dan lokasi spot-spot nontonnya dimana aja.
Gambar 2. Peta Sirkuit dan Lokasi tempat duduk.

Setelah masalah tiket, tempat duduk, dan akomodasi selesai. Masalah kedua adalah kami harus mencari penginapan. Sebelum dari Vienna, kami berkunjung ke Hamburg. Dari Hamburg kami naik bis FlixBus yang warna hijau itu lho. Kami turun di Vienna International Busterminal (VIB) dan kebetulan tempat berkumpul tour MotoGP tersebut juga di VIB tepat didepan St. Erdberg. Jadi, demi kemudahan akses, kami memutuskan unttuk mencari hotel dekat-dekat situ. Beruntung ada hotel IBIS Budget (Franzosengraben 15, A 1030) yang lokasinya tidak jauh dari sana, hanya jalan kaki sekitar 5-10 menit.
Gambar 3. Jarak tempuh dari St. Erdberg ke Hotel Ibis Budget

Tanggal 13 Agustus 2016 dini hari, kami sampai di Vienna Austria. Lalu tanggal 14-nya kami pergi ke Spielberg untuk menonton MotoGP. Alasan memilih hotel yang dekat adalah agar kami bisa berjalan kaki, karena kumpulnya jam 4 subuh boo. Kan repot kalau hotelnya jauh, nanti ribet lagi cari taksi atau kendaraan lain.
Gambar 4. Antrian masuk ke Bis

Sesampainya di VIB pukul empat kurang, sudah banyak orang mengantri dekat bis. Pada awalnya kami takut. Takut ketinggalan atau bingung dimana nyari bisnya. Untungnya pas kami datang, sudah banyak orang yang mengatri didepan bis. Oh ya, tidak disangka tidak diduga, saya bertemu dengan seorang ibu dari Malaysia, beliau pakai kerudung juga dan kayaknya pencinta MotoGP. Dia sendirian keliling Eropa untuk menonton serangkaian acara MotoGP, katanya sehabis dari Redbull Ring, dia mau ke Brno Ceko, terus kemana lagi gitu saya lupa, yang saya ingat dia juga mau ke nonton MotoGP di Jepang. Alamak, hebat banget si ibu, udah sendiri, dan nonton MotoGP pula. Kan nonton MotoGP bukan kayak nonton bioskop ya? Amazing! Disela-sela antrian saya dan suami berbisik, "Si ibu kerja apa ya? hebat banget, bisa nonton MotoGP kayak gitu, uangnya pasti banyak". 

Sambil mengantri, pak supir yang tidak bisa sama sekali bahasa Inggris itu memeriksa satu persatu tiket booking peserta, lalu menggantinya dengan tiket resmi dari MotoGP. Meski tidak bisa bahasa Inggris dan kami tidak bisa bahasa Jerman, maka....dengan kekuatan bahasa tubuh dan bahasa kalbu, komunikasi tetapi bisa berlangsung, hehehe. FYI, Austria adalah salah satu negara yang menggunakan bahasa Jerman sama seperti Swiss juga pakai bahasa Jerman.
Gambar 5. Tiket MotoGP

Oh ya, dengan berbagai pertimbangan akhirnya suami pilih duduk di area Yellow tiket, posisinya di garis start/finish, yeeeee.....makasih buat suami, Alhamdulillah. Kami duduk di sektor G nomor 11 dan 12, katanya biar nontonnya puas terus bisa lihat Valetino Rossi atau Marc Marques di podium, *tsaaahhhh kibas kerudung* semoga salah satu diantara mereka naik podium.
Gambar 6. Suasana didalam bis

Perjalanan dari Vienna menuju Spielberg menempuh waktu kurang lebih tiga - empat jam dengan menggunakan bis. Diperjalanan saya puas memandangi pemandangan, terkadang mendengar para penumpang yang menyanyi, atau saya malah tertidur karena kelelahan, bangun terlalu subuh, tidur kurang nyenyak, serta badan yang udah ringsek keliling. Beruntungnya, saya adalah tipe yang mudah tidur jika ada dikendaraan umum seperti bis atau mobil, hehe. Tapi anehnya saya selalu susah tidur dipesawat, hmmmm.
Gambar 7. Salah satu pemandangan diperjalanan

Gambar 8. Salah satu pemandangan diperjalanan

Sesampainya di Area Redbull Ring, kami dihadiahi pemandangan yang dipenuhi hamparan padang rumput, kayak karpet hijau lihatnya hehe. Hal yang paling menarik adalah disana banyak sekali perkemahan-perkemahan. Ada yang kemah pakai tenda, ada yang kemah di mobil, dan banyak sekali mobil-mobil yang parkir diberbagai area. Saya lalu berbisik sama suami "Niat banget ya itu pada kemping, tapi kayaknya seru juga ya kalau sekeluarga gitu".
Gambar 9. Salah satu pemandangan perkemahan dengan menggunakan mobil

Sesampainya di lokasi, sopir bus sekaligus pemandu tour meminta kami untuk kumpul kembali pukul 3 sore dilokasi parkir bis. Semua penumpang turun dari bis, saya meminta suami untuk memastikan kembali benar gak disuruh kumpul pukul 3 sore, ntar kalau ketinggalan bis kan gaswat ya? Setelah mendapat kepastian, saya dan suami bersama para peserta lainnya berjalan cukup jauh menuju pintu masuk. Karena pintu masuk kami berada di gerbang utama, jadi jalannya juga otomatis lebih jauh, tapi untungnya masih pagi, masih sejuk, masih berkabut lagi, jadi jalan kaki juga seger gak keringetan.
Gambar 10. Pintu gerbang utama yang menghubungkan dengan lokasi tempat duduk kami

Sesampainya di pintu gerbang, kami diperiksa oleh petugas wanita yang cuantik banget. Pokoknya saya aja sebagai cewek naksir ya, apalagi cowok hehe. Setelah pemeriksaan tiket dengan alat pembaca barcode, kami pun masuk. Tapi kami datang  terlalu pagi (kalau tidak salah pukul 9) acara sendiri dimulai sekitar pukul 10-11an. Jadi kami memutuskan untuk jalan-jalan, melihat-lihat toko souvenir, gak cuma lihat juga sih akhirnya, wkwkwk.
Gambar 11. Salah satu toko souvenir yang kami datangi

Setelah puas studi banding harga diberbagai toko souvenir (bu ibu banget ya kalau soal harga mah), akhirnya kami membeli beberapa kaos sebagai oleh-oleh untuk kakak ipar, mertua, dan papa saya disana. Selain itu, saya juga membelikan jaket Marc Marques sebagai hadiah ulang tahun untuk suami (ultahnya kapan, hadiahnya kapan). Dan.....untuk menyemarakkan acara, kami membeli topi Marques (93) dan Rossi (46). Nah, permasalahannya kami saltum alias salah kostum. Saya yang ngefans sama Rossi malah pake kerudung merah dan pakaian hitam, suami yang ngefans sama Marques malah pake baju warna biru, meski suami saya gak saltum banget sih karena dia bawa jaket merah hitam.
Gambar 12. Suami yang khusyuk lihat motornya Marc Marques, hehe *kayaknya sih mupeng banget tuh kepengen digondol pulang juga motornya hehehe*

Setelah belanja belanji, kami melihat segerombolan cowok-cowok yang lagi asik foto-foto, wkwkwk, dasar si saya mah banci foto, lihat mereka foto-foto jadi terinspirasi juga deh. Setelah mereka selesai foto, saya minta tolong ke salah satu diantara mereka untuk fotoin saya dan suami dengan pose di podium kayak mereka tadi. Hasilnya okey juga uhuy. Makasih mas bule yang namanya saya gak tau dan mukanya juga udah lupa, hihihi.
Gambar 13. Foto ala-ala di Podium, hehe.

Kami pun mengambil foto dibeberapa tempat, termasuk suami yang terinspirasi foto didekat safety car, mobil yang selalu ngekor dibelakang pembalab itu lho. Saya juga ikut-ikutan minta difoto, wkwkwk gak mau rugi banget yess! Prinsip saya kalau traveling itu kemanapun harus difoto, selain bisa jadi kenangan juga bisa bahan untuk tulisan, hihihi.
Gambar 14. Suami dan safety car

Gambar 15. Saya dan safety car

Gambar 16. Pas lagi selfie menuju gate sektor G, eh ada bapak bule ikutan senyum juga *suka sadar kamera gitu deh, malahan senyumnya bahagia banget lagi hehehe*

Setelah puas foto, kami langsung masuk ke pintu untuk sektor G. Disana tiket kami juga diperiksa lagi oleh panitia yang berjaga, takutnya salah gate kali yah. Ketika kami tiba, semua tempat duduk sudah diberi bendera merah atau putih satu persatu yang melambangkan bendera Austria. Beruntung tempat duduk kami kebagian bendera merah, karena kami berdua kan suka warna merah, uhuy. Kejutan lainnya, tempat duduk kami ternyata berada di depan podium. OMG, mas suami emang juara banget milihin tempat duduk yang PW. Alhamdulillah.
Gambar 17. Pemadangan Podium dari tempat duduk kami

Gambar 18. Pemadangan ke arah kiri dari tempat duduk kami

Gambar 19. Pemadangan ke arah kanandari tempat duduk kami

Saat itu masih sepi, jadi kami selfie selfie sukaesih dulu lah dengan topi 46 dan 93 yang baru kami beli, huhu mustinya saya pake 46 dan suami pake 93 sesuai idola kami masing-masing. Tapi ya sudahlah karena baju kami gak matching, yo wis lah gak apa-apa, saya pura-puranya jadi pendukung Marques.
Gambar 20. Foto selfie kami disaat masih sepi hehe

Tidak lama kemudian, sekitar 30 menitan, kursi sudah dipadati pengunjung. Mereka duduk dibangku mereka masing-masing sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih dan merah. Dalam beberapa menit, acara akan segera dimulai. Tentu saja dimulai dari kelas cc rendah dulu, untuk kelas Rossi nanti dibagian terakhir.
Gambar 21. Suasana kursi pengunjung yang sudah ramai (kanan)

Gambar 22. Suasana kursi pengunjung yang sudah ramai (kiri)

Gambar 23. Selfie lagi boleh dong ya? hehe.

Bapalan pertama pun dimulai. Antusiasme semua orang terlihat dengan mengibar-ngibarkan benderam termasuk saya dan suami, dipandu oleh MC yang suaranya terdengar ke seluruh penjuru Sirkuit.
Gambar 24. Pemandangan balapan pertama

Gambar 25. Saya girang banget Yamaha Indonesia jadi sponsor "Semakin Di Depan"

Pas lagi nonton, lama kelamaan kok telinga kerasa sakit ya? huhuhu. Suara motor yang sangat sangat bising memuat telinga kami tak sanggup menerima suara seperti itu. Kami merasa "agak-agak tuli". Lalu suami saya melihat sepasang suami istri yang sudah tua, mereka membeli penutup telinga. Saya lalu menyesal karena penutup telinga seperti itu kan dikasih sama maskapai, kenapa gak dibawa ya? Yah....namanya juga pengalaman pertama, jadi gak tau kalau bakalan bising banget kayak gini. Akhirnya suami pergi keluar beliin penutup telinga lalu memberikannya kepada saya "nih say". Apa yang biasanya wanita tanyakan?? BENAR!! Saya tanya harganya "Berapaan say?", suami jawab "11 Euro". APAAAA?? *dengan nada suara ala sinetron Indonesia lalu kameranya jum in jum ot wkwkkw*, tapi seriusan deh pengen nangis abisnya mahal buangeeetttt ya Allah. Mungkin harganya mahal karena dikasih tempat yang bagus kali ya? tapi tetep aja 11 Euro (Rp 165000) itu mahal. Lain kali, kalau kalian ada rencana mau nonton juga, jangan lupa bawa penutup telinga yah, daripada mahal-mahal beli, kan uangnya mending buat makan baso atau sate, hehe.
Gambar 26. Penutup telinga yang harganya fantastis

Sehabis memakai penutup telinga, rasanya jadi lebih baik. Telinga jadi gak terlalu sakit, meski memang tetap bising sih, hehe (ya namanya juga di sirkuit). Setelah menonton beberapa kelas, akhirnya kelas yang ditunggu-tunggupun tiba, kelas-nya Rossi dan Marques akan dimulai. Horeeeee....!!! Oh ya, saya sampat mengabadikan Rossi saat keluar dari "kandangnya", beuhhh kece banget motornya, hehe.
Gambar 27. Rossi keluar dari "kandang"

Oh ya sebelum mulai, ada satu acara penting yaitu naik motor bareng pembalap. Buat yang kepengen merasakan sensasi naik motor dengan kecepatan fantastis di Sirkuit bersama para pembalap, itu bisa banget lho, asal bisa menyiapkan uang yang cukup fantastis juga dong pastinya. Acara bonceng-boncengannya cuma sekali putaran doang, tapi pasti jadi pengalaman tak terlupakan. Pengen nyobain gak sih? Saya sih pengen banget kalau punya harta melimpah ruah, nanti pasti ada kesempatan kalau royaltinya udah sekelas J.K. Rowling kali ya? Amiiiinnnnn *pake TOA Mesjid*
Gambar 28. Pengunjung yang mencoba dibonceng sama pembalap

Kelas yang ditunggu-tunggupun akhirnya dimulai, para pembalap keluar kandang dan dan bersiap-siap di Start. Jalanan pun menjadi sangat ramai oleh para wartawan yang mengambil foto, tim yang berdiri disekitar pembalap, dan tentu saja cantik tinggi semapai dengan payung berdiri dengan seksi. Penonton VIP yang duduk diatas pun langsung ramai-ramai melihat ke bawah, duh jadi ngebayangin kalau saya duduk di VIP sana kira-kia pusing gak ya? Pusing sih pastinya, pusing karena kepanasan dan pusing karena bayarnya muahal buanget. Oh ya, Rossi dan Marques ada di depan, jadi saya susah mau fotonya juga, huhuhu.
Gambar 29. Saat sebelum pertandingan kelas 1,000 cc

Pertandinganpun dimulai, para penonton lebih semarak lagi. Setiap pembalap lewat, kami langsung berdiri sambil berteriak dan mengibar-ngibarkan bendera. Saya sibuk foto-foto dengan camera pocket, suami sibuk ngevideoin pakai kamera 360. Sensasinya dapet banget waktu itu, apalagi ada bapak-bapak di depan kami, sambil minum beer dia joget-joget terus teriak-teriak, hehe kami malah ngetawain si bapaknya. Namun, sayang seribu sayang, jagoan kami nomor 46 dan 93 tidak naik podium, huaaah. Yang menang itu (1) Andrea IANNONE - Ducati, (2) Andrea DOVIZIOSO - Ducati, (3) Jorge LORENZO - Yamaha. Sementara Valentino ROSSI - Yamaha ada diurutan ke-4 dan Marc MARQUEZ - Honda ada diurutan ke-5.
Gambar 30. Walau Rossi kalah tapi banyak banget orang didepan "kandang" nya dia *memang selalu dihati*

Setelah pertandingan, kami masih nyantai-nyantai dulu karena waktu belum menunjukkan pukul tiga sore, jadinya kami memutuskan untuk menonton acara balapan anak-anak. Hihi lumayan hiburan. Dan akhirnya kami keluar setelah acara selesai dan ditutup oleh MC, sepanjang perjalanan menuju parkiran bis, banyak orang yang melihat kearah saya, hahaha mungkin aneh ya lihat yang kerudungan (merah lagi, jreng buanget) diacara MotoGP. Sampai ada yang bilang "She's Moeslim, right?" dengan wajah yang syok, heuuu. Mungkin dalam pandangan mereka, jadi muslim dilarang nonton kayak beginian kali ya?
Gambar 31. Salah satu orang yang kepo sama kamera 360-nya suami

Ya begitulah suka cita dan pengalaman kami yang pertama nonton MotoGP secara live di Sirkuit Redbull Ring Spielberg Austria. Cuaca yang hangat juga menambah keseruan kami pada saat itu, Alhamdulillah. Semoga lain kali diberi kesempatan lagi untuk menonton di lain negara, Amiiinnnn.


Makasih dan semoga bermanfaat!
@sientasnovel

Comments

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Of...

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Fl...

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasika...