Saya ingin berbagi pengalaman dan membahas apa saja sih kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh para penulis pemula atau para calon penulis. Artikel ini adalah artikel request dari beberapa teman yang selalu berkonsultasi dengan saya saat mereka ingin menjadi penulis. So, kita mulai ya....
#KESALAHAN 01 - INGIN POPULER
Kesalahan pertama sebagai penulis pemula adalah keinginan untuk cepat populer. Jika kamu punya keinginan seperti ini lebih baik buang jauh-jauh. Karena menjadi penulis bukanlah cara cepat menjadi populer. Jika ingin jadi penulis, jadikan sarana untuk berbagi pengalaman dan berbagi ilmu.
Jika toh nanti dengan buku yang kamu tulis menjadikan kamu sosok yang dikenal seperti J.K. Rowling atau Raditya Dika tentu saja itu adalah bonus dan anugrah dari Sang Maha Pencipta. Tapi jangan jadikan keinginan menjadi populer sebagai satu-satunya motivasi utama karena banyak penulis yang tidak populer tapi bukunya dipakai oleh banyak orang.
Contohnya buku Iqra, banyak yang tidak tahu siapa yang menulis buku Iqra tapi dari buku Iqra ini kita bisa belajar mengaji Al-quran dengan mudah. Contoh lain penulis buku pelajaran, jarang yang mengenali siapa penulis buku pelajaran yang dipakai oleh para siswa dan siswi disekolah (SD, SMP, SMA) tapi nyatanya buku-buku tersebut sangat bermanfaat dan membantu pelajar memahami pelajaran disekolah.
Sumber https://quotefancy.com
#KESALAHAN 02 - TIDAK SABARAN
Ini adalah kesalahan yang paling sering ditemui oleh para penulis pemula. Banyak penulis yang ingin cepat-cepat menelurkan buku pertama mereka, namun mereka lupa bahwa kesabaran adalah kunci utama dalam proses kepenulisan.
Bagaimana tidak, bayangkan saat kamu memasukan naskah ke penerbit mayor, kamu diminta menunggu selama 3 sampai 6 bulan. Katakanlah naskah kamu diterima, kamu harus menunggu lagi proses pengeditan oleh editor yang mungkin membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan. Setelah edit, terkadang editor meminta revisi, jika naskah bagus tidak perlu ada revisi. Atau bisa jadi revisi dulu baru edit naskah oleh editor. Prosesnya bisa satu persatu bisa bersamaan.
Setelah itu kamu juga harus menunggu proses layout dan pembuatan cover. Lalu proses antri cetak sampai akhirnya terbit. Apalagi yang namanya penulis pemula (nama dan karyanya belum dikenal oleh editor) jadi memang harus sabar, berbeda dengan penulis yang sudah memiliki karya atau kenal dengan editornya, proses review naskah dari 3 - 6 bulan bisa dipangkas menjadi 2 - 4 minggu.
Itulah yang membuat kamu harus bersabar jika ingin menerbitkan karya di penerbit mayor seperti Gagas Media Group, Kompas Gramedia Group, Mizan Group, Tiga Serangkai Group, Salemba Group, dan penerbit mayor lainnya,
Sumber: http://www.inspirationboost.com
#KESALAHAN 03 - MINDER DAN TAKUT
Minder atau kurang percaya diri tidak baik untukmu. Hal ini sama kurang baiknya dengan terlalu percaya diri. Sebagai penulis harus memiliki kepercayaan diri, berusaha, berdoa, dan terus mencoba jika gagal. Banyak yang bertanya kepada saya, "Kak saya mau jadi penulis tapi takut naskahnya ditolak" atau "Kak saya sudah nulis, tapi gak pede nih mau kirim ke penerbit".
Yuk! Kalau mau jadi penulis, jangan minder dan jangan takut-takut. Jika kamu sudah yakin dengan naskahmu (sudah riset, sudah self-editing, dan sudah dibaca berulang kali) maka tahap selanjutnya adalah mencoba untuk mengirimkan naskahmu ke penerbit. Jika nanti ditolak, toh kamu sudah tahu hasilnya, tapi jika naskahmu dipendam didalam laptop, mau sampai kapanpun naskahmu tidak akan menjadi buku jika kamu tidak berani mengirimkan ke penerbit.
Sumber: https://www.brainyquote.com
#KESALAHAN 04 - MUDAH PUTUS ASA
Banyak penulis pemula yang berguguran karena putus asa dan kecewa dengan hasil yang diperoleh yaitu "penolakan". Merasa naskahnya sudah keren dan sempurna, lalu ternyata penerbit menolak naskah kamu, maka tidak sedikit calon penulis yang enggan meneruskan keinginannya menjadi penulis.
Saya sarankan, jangan pernah menyimpan rasa "merasa naskah bagus, merasa keren, merasa sempurna", ekspektasi yang tinggi akan membuat kamu menjadi terlalu PEDE. Ingat sesuatu yang TERLALU itu tidak baik termasuk TERLALU PEDE.
Jika naskah kamu ditolak, rasanya memang pasti NYES dan JLEB. Secara kamu pasti menulis naskah sudah menghabiskan banyak waktu, ada yang sampai begadang atau bahkan kurang tidur. Tapi jika memang kenyataannya naskah kamu ditolak oleh penerbit, kamu jangan berkecil hati. Ada banyak alasan penerbit menolak naskah kamu: bisa jadi karena naskah kamu memang tidak bagus, bisa jadi bagus tapi penulisannya jelek, bisa jadi tidak sesuai pasar, bisa jadi kamu memang tidak cocok dengan penerbit tersebut. Karena ingat, naskah itu jodoh-jodohan dengan penerbit. Pengalaman saya, naskah yang saya kirim pernah ditolak oleh satu penerbit, kemudian saya perbaiki isinya lalu saya kirimkan ke penerbit yang sama ternyata masih ditolak juga. Lalu saya coba masukan ke penerbit lain, tidak lebih dari 2 minggu saya dikabari kalau naskah saya diterima.
So, jangan mudah putus asa. Teruslah mencoba, karena dengan terus mencoba, Allah melihat seberapa gigih usahamu untuk menjadi seorang penulis. Ingatlah bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Sumber: https://quotefancy.com
#KESALAHAN 05 - KURANG RISET DALAM MENULIS
Riset adalah hal yang penting dalam menulis, baik itu menulis fiksi ataupun non fiksi. Jika tidak melalukan riset maka naskah yang kamu tulis akan menjadi sangat tidak enak untuk dibaca. Misalnya, seseorang menulis tentang naskah kedokteran, tokoh utamanya mengalami kanker darah atau leukemia, penulis lalu menyebutkan bahwa kankernya sudah mencapai stadium 3. Menurutmu apa kesalahannya?
Benar! Kanker darah bukan termasuk kanker padat. Leukimia adalah kanker yang level keganasannya tidak menggunakan istilah stadium 1, 2, 3, atau 4. Jika naskahmu kebetulan dibaca oleh seorang praktisi kedokteran maka mereka akan menertawakan isi naskahmu.
So, risetlah yang baik. Jika tokohnya dokter, maka riset dengan praktisi kedokteran, tentang istilah yang dipakai, tentang penyakit, tentang rumah sakit, tentang obat, tentang semuanya yang berhubungan dengan kedokteran. Jika tokohmu arsitek maka risetlah tentang arsitek seperti apa. Intinya adalah harus banyak membaca, semakin kamu banyak membaca subtansi yang berhubungan dengan naskahmu, maka semakin akurat data yang ada didalamnya.
Silahkan baca buku, baca jurnal ilmiah, baca artikel. Ingatlah, jangan membaca dari satu sumber saja misalnya banyak yang hanya baca melalui wikipedia dan sudah berpuas diri dengan informasi yang diperoleh. Perbanyaklah sumber bacaan agar apa yang kamu peroleh juga valid dan tidak asal. Wikipedia baik untuk pengetahuan dasar dan umum, tapi alangkah lebih baik jika disertai bacaan yang profesional.
Contoh, untuk naskah fiksi saya hampir memba 25 artikel, beberapa buku, dan beberapa jurnal ilmiah. Untuk buku pelajaran, saya membaca lebih dari 10 buku dan lebih dari 20 jurnal ilmiah. Dengan memperbanyak jumlah sumber bacaan maka naskahmu juga akan lebih baik dan kaya akan tulisan.
Sumber: http://youtube.com
#KESALAHAN 06 - MENGIRIMKAN NASKAH MENTAH
Inilah kesalahan yang paling fatal, mengirimlan naskah mentah ke penerbit. Naskah yang sudah kamu tulis, perlu kamu poles lagi, entah itu memperbaiki kata atau kalimat atau mungkin ada logika yang tidak nyambung atau bisa jadi alurnya beratakan.
Jika sudah menulis jangan langsung kirim ke penerbit. Tapi endapkan dulu satu dua hari, lalu kamu baca lagi, sambil baca sambil melalukan self-editing agar naskahmu lebih menarik dan enak dibaca.
Jangan membuat editor sempoyongan baca naskah kamu, sudah isinya tidak bagus, banyak typo lagi. Kasihanilah para editor yang bekerja pontang-panting untuk menyeleksi naskah, mereka bahkan harus membaca puluhan naskah dalam satu bulan. Maka bekerja samalah, buatlah beban mereka ringan dengan cara mengirimkan naskah yang sudah diedit dan direvisi. Jangan lupa jika naskah fiksi sertakan sinopsis, jika naskah non-fiksi sertakan data kelebihan naskah dibanding pesaing.
Sumber: https://www.wikihow.com
#KESALAHAN 07 - TIDAK MENYELESAIKAN NASKAH
Semua penulis pernah merasakan gairah membara diawal tulisan, lalu semakin ditulis semakin membosankan dan semakin tidak jelas lalu akhirnya ngeblank atau yang dikenal dengan istilah writer's block.
Tidak ada yang salah dengan pengalaman writer's block tapi yang salah adalah membiarkan naskah setengah jadi yang kamu tulis terkantung-kantung tidak selesai dan kamu malah bersemangat menulis naskah yang lain, lalu nanti kamu mengalami writer's block lagi dan begitu seterusnya, maka percayalah naskahmu tidak akan pernah selesai.
Cobalah untuk menyelesaikan satu naskah lalu beranjak pada naskah lainnya jangan sampai menclak menclok lalu naskah mu tidak ada yang selesai satupun.
Sumber: http://www.mycity-web.com
#KESALAHAN 08 - MENGHARAPKAN ROYALTI YANG TINGGI
Oh...oh...rupanya tidak sedikit yang mengharapkan rolayti yang tinggi. Saya pernah mengajak seorang teman untuk menulis, lalu dia berekspektasi bahwa projek nulis kami akan menghasilkan uang 10juta, saya langsung ketawa. Saya sampaikan ke beliau, kalau nulis itu jangan mikir berapa jumlah uang yang didapat, karena royalti hanya 10% belum dipotong pajak 15% lalu dibagi lagi sesuai jumlah penulis yang mengerjakan. Dan harus sabar, karena royalti didapatkan rata-rata 6 bulan setelah buku terbit dan diperoleh dari total hasil penjualan selama kurun waktu tersebut. Bahkan di salah satu penerbit langganan saya, saya baru mendapatkan royalti setelah penjualan 1 tahun.
Tidak masalah jika kamu ingin mendapatkan royalti tinggi, tapi salah jika kamu sebagai penulis pemula ingin langsung mendadak menjadi konglomerat dari menulis. Saya bagi pengalaman saya mendapatkan royalti atau fee dari menulis. Pertama kali saya mendapatkan fee dari menulis tips di majalah itu senilai RP 30.000 dan harus saya ambil di kantor pos, aihhhh tapi saya senang luar biasa saat itu, ternyata karya saya diapresiasi. Kemudian seiring berjalannya waktu, penghasilan saya sebagai penulis meningkat menjadi ratusan ribu, jutaan, belasan juta, puluhan juta, hingga saat ini mencapai ratusan juta rupiah. Yang belum itu milyaran dan trilunan hehehe.
Tapi ingatlah, bahwa peningkatan fee dan royalti itu terus meningkat setiap tahun seiring dengan semakin rajinnya dan produktifnya kita menulis. Hitung saya dari pertama kali mendapat fee menulis itu tahun 2004 sekarang sudah 2017, maka saya sudah menulis selama 13 tahun.
Sumber: https://www.linkedin.com
#KESALAHAN 09 - TERLALU BANYAK UDPATE
Terlalu sering update! Pernahkah kamu melihat banyak penulis pemula yang update tentang sudah sampai mana naskah yang mereka tulis, bahkan tidak sedikit yang memamerkan isi ceritanya seperti apa dan judulnya seperti apa.
Wahai para penulis pemula, janganlah terlalu sering mengupdate sudah sampai mana naskahmu ditulis karena semakin sering kamu update semakin sering orang baca tapi naskahmu tak kunjung jadi buku, maka kebanyakan orang akan berpikir sinis, "halah omong doang" atau "mana buktinya sampai sekarang belum terbit". So, jangan pamer-pamer apa yang masih mentah dan belum jadi. Kecuali jika kamu penulis yang sudah dikenal, kamu ingin berbagi kepada pembaca tentang bocoran naskah yang akan terbit nantinya (sudah pasti diterbit dan kontrak sudah ditangan), hal itu termasuk ke dalam bentuk promosi.
Oh ya, selain nyinyiran orang, naskahmu juga rentan ditiru. Misalnya saja kamu mengupdate tulisanmu, judulnya udah eye catching banget lah dan kamu dapet judul untuk naskah itu sudah setengah mati sampai harus tapa di dalam gua (lebay ya), tapi anggaplah seperti itu. Disisi yang lain ada penulis lain yang kebetulan melihat, lalu mencomot judul fantastis milikmu itu untuk judul bukunya dan kamu mendapati judul tersebut sudah mejeng ditoko buku. Hayooo gimana rasanya??
Lebih baik, sembunyikan prosesnya dan tampilkan hasilnya. Jangan apa-apa di-update di medsos, baru dua lempar langsung di-update di medsos. Jika ingin menampilkan hasil karya, tampilkanlah bentuk yang sudah jadi dan siap dibeli oleh orang lain.
Sumber: http://www.rogaagent.com
#KESALAHAN 10 - MENEROR EDITOR ATAU PENERBIT
Saya mengerti sekali dengan antusiasme para penulis pemula, tapi bukan artinya mengesampingkan etika dalam komunikasi dengan penerbit. Misalnya saja kamu baru mengirimkan karyamu ke penerbit melalui email lalu emailmu belum dibalas selama 1 hari, besoknya kamu email mereka lagi, tanya lagi. Atau setiap minggu tanya gimana naskahnya diterima atau enggak.
Percaya deh, meskipun naskahmu cukup layak diterbitkan, namun etikamu seperti itu (meneror) maka kemungkinan besar naskahmu akan ditolak. Seperti saya pernah jelaskan, setiap penerbit memiliki jangka waktu tertentu untuk menyeleksi naskah, ada yang 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, bahkan ada yang 6 bulan (saking banyaknya naskah yang masuk). Penerbit yang profesional pasti akan mengabari naskah kamu diterima atau ditolak dalam kurun waktu yang mereka tentukan. Jika sampai kurun waktu yang ditentukan tersebut kamu masih belum mendapatkan informasi, maka boleh lah kamu menanyakan bagaimana nasib naskahmu. Tapi ingat dengan cara yang sopan ya.
Sumber: http://www.vol1brooklyn.com
***** DILARANG COPY & PASTE *****
SILAHKAN SHARE DENGAN MENCANTUKAN ALAMAT BLOG:
http://sientasnovel.blogspot.sg
*****
Makasih dan semoga bermanfaat!
@sientasnovel
Wah banyak ya ternyata Kesalahan Menulis Novel yang harus diketahui.
ReplyDelete