Skip to main content

WRITING: 8 Tips menjadi penulis buku yang produktif

MENULIS adalah kegiatan yang menyenangkan bagi saya pribadi, selain sebagai salah satu sarana menyalurkan tingkat stres yang tinggi alias terapi stres, menulis juga merupakan profesi saya untuk menghasilkan karya. Berikut ini beberapa tips yang bisa saya sharing tentang bagaimana menjadi penulis produktif.

1. Membuat checklist naskah
Berdasarkan pengalaman pribadi dengan menulis rincian naskah apa saja yang akan tulis itu memotivasi diri kita sendiri untuk terus menulis, misalnya bulan januari mau menulis naskah a dan naskah, bulan februari menulis naskah c dan d, dan.....seterusnya....! dengan list tersebut kita akan bersemangat untuk segera menceklis naskah yang sudah selesai digarap dan secara tidak sadar kita sudah menjadi penulis produktif karena tidak pernah berhenti menulis dan menghasilkan karya secara berkelanjutan.

2. Membuat deadline naskah
Membuat deadline naskah sangat sangat sangat membantu saya sebagai penulis untuk menyelesaikan naskah, sehingga kira tahu kapan tulisan kita harus diselesaikan. Misalnya, saya sedang menulis naskah buku A, lalu saya juga menulis catatan kecil di bawahnya kalau anaskah A harus selesai dalam 1 bulan (misal). Saya juga menulis tanggalnya, agar saya AWARE dengan projek yang sedang kerjakan. Naskah buku yang memiliki batas waktu (deadline) kapan selesainya akan mudah selesai dibandingkan naskah yang yaa santai-santai aja nulisnya. 

3. Membuat target menulis
Membuat target menulis juga sangat membantu, misalnya saya selalu menargetkan satu bulan harus menulis minimal dua naskah buku. Mesti tidak langsung terbit bukunya tapi setidaknya saya punya ancang-ancang kalau satu bulan saya harus menulis dua buku loh, sehingga dengan adanya target ini membuat saya sendiri menjadi rajin dan produktif dalam menulis. 

4. Konsisten dalam menulis
"Jangan rajin diawal" kalimat tersebut sering saya aplikasikan untuk diri saya sendiri sebagai bentuk motivasi. Sebagai seorang penulis yang penghasilannya datang dari menulis maka saya harus konsisten dalam menulis, jangan menggebu diawal, malas dipertengahan, dan loyo diakhir pekerjaan. Untuk menjadi konsisten memang tidaklah mudah tapi dengan acuan target, deadline, dan ceklist yang sudah dibuat seharusnya lebih memudahkan untuk tetap konsisten dalam menulis dan menyelesaikan naskah. 

5. Fokus dalam menyelesaikan tulisan
Selain konsisten, penulis juga butuh fokus. Fokus pada setiap naskah yang ditulis. Jika bisa jauhkan smartphone yang justru bisa mengganggu dalam proses penulis. Beneran loh kadang kalau lihat HP tuh bawaannya pengen buka sosmed aja, dan kalau udah buka sosmed terus keblablasan sampai berjam-jam hehe, jadi saya bisanya jarang naruh HP di dekat saya ketika saya sedang menulis naskah. 

6. Jangan menunda-nunda
Apapun yang ditunda akhirnya malah membuat masalah dikemudian hari, jadi lebih baik ketika ada waktu kerjakan, selesaikan, jangan ditunda-tunda.

7. Selesaikan naskah
Berusaha untuk menyelesaikan naskah satu persatu, jangan menclak menclok dan akhirnya malah tidak selesai semua. Kalau lagi mentok dengan naskah yang sedang kita kerjakan jangan beralih naskah lain dulu, kenapa? karena malah akan membuat kita tidak lagi tertarik melanjutkan naskah yang sebelumnya, lebih baik rehat dulu, cari referensi dulu, lalu kerjakan kembali meski agak lambat yang penting selesaikan satu persatu.

8. Gencar mengirim naskah ke penerbit
Jika naskah kita sudah selesai, segera lakukan selfedit lalu kirim naskah kita penerbit. Dan selagi menunggu, langsung menulis naskah lain lagi, jangan pikirkan terbit gak ya, diterima gak ya, jangan. Pokoknya nulis kirim, nulis kirim, nulis kirim, percaya deh setiap tulisan akan memiliki tempatnya tersendiri dimana ia akan diterbitkan yess!

Nah itu dia delapan tips yang bisa saya share untuk teman-teman pembaca semuanya, semoga bisa bermanfaat ya, atau kalau ada tambahan tips boleh loh di tulis di kolom komentar biar saya juga nambah ilmu :) 

*tulisan ini dibuat berbarengan dengan Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog!


Salam hangat,
@sientasnovel

Comments

  1. Makasih teteh tulisannya. Asik kayaknya. Pengen. Tetapi nulis naskah pun belum pernah hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama teteh, nanti bisa teh sedikit-sedikit dari artikel jadi buku :)

      Delete
  2. Waw, tampak produktf sekali Teh,,, ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi apakah Teteh pernah dengar frasa it's done when it's done? Buatku banyak cerita-cerita masterpiece kaya gitu🤔jadinya memang evergreen kontennya,,, makanya untuk menyambung hidup sehari-hari banyak yg jadi jurnalis gitu para penulis

      Delete
    2. Sama-sama teh, terkadang setiap orang punya ritme-nya sendiri dalam menulis. Waktunya juga berbeda-beda tergantung bagaimana ia ingin menghasilkan karya hihi.

      Delete
  3. tipsnya berguna ini teh Sienta ... jadi tau deh mengapa aku gak jadi-jadi bukunya ha3 ... kepinginnya sih artikel di blog yang sudah 700-an itu dibukukan.

    salam semangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bermanfaat ya teh, ayo semangat teh bikin buku yuu, apalagi kalau artikel sudah banyak tinggal disusun berdasarkan tema =)

      Delete
  4. Keren banget teh semuanya di-plan dengan rapi!
    Aku mah kalau nulis random bgt 😅 ternyata emang harus dijadwalkan dan ditargetkan ya. Gak kepikiran selama ini bikin target kayak gini.
    Makasih ya teh. Tips nya berguna bgt meski aku gak mau nulis buku tapi buat konsisten nulis di blog juga applicable 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah tabarakallah teh, iya teh karena saya tipe yang moody kalau nulis jadi penargetan itu bantu banget buat fokus dalam bekerja hehe. Semoga bermanfaat ya teh infonya =)

      Delete
  5. Teh sienta yang di sith bukan sih ini? Wuah kalau iya mah, artikel tentang menulis ini emng manjur ini mah. orang memang bener-bener ditulis sama ahlinya kok. aku suka bingung teh, gimana orang bisa benar-benar suka menulis? ternyata emng beberapa orang memang hidup dari keteraturan. orang yang suka nulis hidupnya bakal teratur. perhatiin deh teh. hahaha. itu yang aku masih pelajari teh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kok tahu? apakah kita satu jurusan? hehe. Iya teh, soalnya saya bekerja di dunia menulis jadi memang harus produktif, kadang kala kalau penerbit sudah percaya diberikan banyak projek yang harus selesai dalam tenggat waktu tertentu jadi tips di atas memang berdasarkan pengalaman pribadi ehehe.

      Delete
  6. Teeeh, jleb sekali aku membaca tipsmu 👍 sebagai yg bercita cita pgn nerbitin buku, emang saya jauh dr teratur dan cpt bgt bosen.. Ya jadi ga beres beres deh naskahnya. Nuhun tipsnya teh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuuu teh, realisasikan bikin buku yuuuu, dicoba tips nya teh siapa tau berguna dan bermanfaat :)

      Delete
  7. Tipsnya sedang sangat relate sama saya ini, lagi pengen menyelesaikan manuskrip2 stengah mateng yang mengendap bertahun-tahun. Abis kalau mentok suka males nerusin...

    Ayo semangat, kita publish2 :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayooo teh, mari matangkan konsepnya, lalu garap naskahnya , terus nulis buku, kirim ke penerbit deh yuuuu

      Delete
  8. nuhuun teh tipsnyaa.. btw kalau ngirim buku ke penerbit tuh bisa langsung kirim aja gitu ya? ga perlu ada invite-an buat nulis dr penerbit gt? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami-sami teh, ke penerbit bisa kirim buku langsung teh, tapi memang review-nya lama antara 3 bulan sampai 1 tahunan, tapi kalau sudah sekali goal biasanya untuk buku selanjutnya relatif lebih mudah teh

      Delete
  9. Salam kenal Mamah Sienta Novel. Duh trimakasih sangat tipsnya ya. :)

    Saya jadi teringat mengenai masalah CHECKLIST yang 'diingatkan' oleh Atul Gawande; meskipun kesannya 'hanya gitu doang' tapi memang impactnya sangat berpengaruh ya ke keberhasilan rencana.

    Sejak bergabung dengan MGN, saya ingin sekali bisa rutin menulis dan lebih produktif; namun selama ini achievement masih di bawah target. Semoga dengan mengikuti tips teh Sienta, bisa terpenuhi. Terutama yang "menjauhkan HP" nih ehehehehe. Bisa jadi endless-scroll ehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga teh. Iya teh, memang checklist itu kayak sederhana banget tapi dalam kehidupan sehari-hari saya juga pakai meski cuma ngerjain "cuci baju" tapi saya masukin ke checklist pekerjaan sehari-hari hehe biar gak numpuk kerjaan di depan. Soal menjauhkan HP juga pengalaman pribadi, kadang jadi suka gak fokus kalo lihat notif terus malah jadi buka-buka sosmed dan akhrinya naskah terlupakan hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Of...

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Fl...

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasika...