Skip to main content

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal 13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) kami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami—Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K)—di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di:
Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari, 
Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562

Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya:
  • Kain bedong
  • Botol dot 2pcs diisi ASI
  • Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasikan M. Tapi saya inisatif beli ukuran L juga)

Tadinya saya mau langsung dateng aja, untung aja saya menelepon dulu, jadi saya tahu apa saja yang perlu saya siapkan dan apa yang harus saya lakukan. Lalu setelah semua disiapkan, saya ditemani mama dan dua sahabat saya mendatangi apotek cihampelas dan langsung naik lift ke lantai 3. Ternyata sudah banyak antrian dan kebanyakan yang datang justru dari etnis chinese. Sambil nunggu antrian saya menggobrol dengan salah satu Cici yang membawa bayinya kontrol, baby-nya juga baru disunat minggu lalu. Dan....umurnya sama dengan ci baby 3 bulan, beda hari doang hihihi. Lalu ci mama iseng nanya "disunat juga ya ternyata", lalu cicinya jawab "Iya untuk kesehatan bu". Ya ampun mereka peduli banget sama kesehatan ya, Alhamdulillah kita yang beragama islam memang sudah diperintahkan untuk mengkhitan anak laki-laki.

Sunat atau khitan atau sirkumsisi yaitu tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis, seperti gambar dibawah ini:
Sumber: https://www.stgeorgeurology.com.au/circumcision

Sunat pada bayi sendiri dianjurkan oleh dokter dengan atau tanpa keluhan seperti fimosis (kulit penutup penis yang melekat pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang, jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi saluran kemih). Meski sunat dianjurkan pada saat masih bayi tapi tetap saja ada perasaan tidak tega ya, huhuhu. Tapi memang bagusnya masih bayi dengan alasan:
  • Minim trauma, karena ci baby tidak ingat
  • Cepat sembuh, karena sel-sel tubuh bayi sedang aktif-aktifnya membelah
  • Mengantisipasi infeksi saluran kemih

Setelah menunggu antrian daei pukul 18.30 WIB, akhirnya pukul delapan malam lewat, nama anak saya dipanggil juga. Kemudian saya memberikan surat rujukan dari Prof Dadang ke Prof Chairul dan proses sunat pun siap dilaksanakan. Sebelum disunat, ci baby diperiksa dulu oleg Prof Chairul, heuuu meski mau disunat ci baby masih aja senyum dengan gantengnya padahal emak-nya udah dag dig dug seeerrrrr.

Dan baby pun dibawa ke ruang operasi oleh perawat, celananya dibuka, kedua kakinya diikat dengan kain. Haduuhhh lihat kayak gitu aja saya udah sedih banget. Mungkin karena anak sendiri yah jadi ada perasaan gak tega. Saya berdoa dan menyiapkan mental supaya tenang sambil memegang kedua tangan aci baby, sementara mama memvideokan momen tersebut dan sahabat saya (Susi) memegangi botol agar ci baby mulai menyusu pada botol.

Prof menyiapkan peralatan dan mulai dengan menyuntik penis bayi dengan obat bius (takarannya rendah, saya gak inget berapa hitungannya, tapi yang jelas memang kalau bayi biusnya gak boleh berlebih). Nah karena obat bius yang sedikit itu, pas disuntik dan selama proses sunat (20 menitan) ci baby nangis meraung-raung, sumpaaaahhhh saya gak tega dan saya malah ikutan nangis bombay sampai ditengah operasi saya disuruh keluar sama Prof Chairul karena tubuh ci baby jadi memberontak. Akhirnya saya keluar ruang operasi sambil nangis-nangis dan berdoa agar Allah SWT mengurangi rasa sakitnya. Duhhh saya cengeng banget ya, tapi gimana lagi wong beneran gak tega. Selama saya keluar, sahabat saya (Dini) menggantikan posisi saya. 

Tidak lama kemudian, operasi sunat pun selesai, saya diminta masuk kembali untuk diberi arahan oleh Prof Chairul tentang perawatan selama 1 minggu, yaitu: 
  • tidak boleh kena air kecuali air pipisnya
  • jangan di lap-lap biarin aja kering sendiri
  • dioles salep gentamisin sulfat 2-3kali sehari
  • pakai popok ukuran besar (saya pakaikan ukuran L)
  • jangan pakai celana tapi ditutup aja pakai kain bedong yang bahannya halus dan lembut serta nyaman
  • kontrol lagi 1 minggu kemudian (sunat tanggal 13 Agustus 2018, jadi kontrolnya tanggal 20 Agustus 2018)

Setelah selesai sunat, ci baby masih nangis-nangis mungkin karena maish ngilu kali ya. Saya pun menggendong bayi seperti membawa bendera sangsaka merah putih, super hati-hati banget karena khawatir kesakitan. Selama perjalanan ci baby tidur sambil nyusu, alhamdulillah gak rewel dan gak nangis. Sesampainya dirumah, Alhamdulillah sahabat saya Dini mau menginap dan menemani saya jadi saya sangat terbantu sekali.

Malem setelah operasi ci baby nangis rewel, besoknya udah enggak lagi tapi penisnya masih merah bengkak gitu, dua hari kemudian udah gak bengkak dan warnanyaya jadi pink muda, kayaknya udah gak sakit soalnya tiap saya oles salepnya dia kayak geli-geli gimana gitu, Oh ya, ini beberapa saran dari saya:
  • Siapkan mental anda, huhuhu. Saya sih nangis gak kuat denger ci baby nangis kayak gitu, hiks.
  • Siapkan fisik karena baby akan rewel semalam (ya secara habis di operasi dan dijait pastilah gak enak dan masih sakit)
  • Oh ya, sebelum disunat bayinya dipuasakan minimal 1 jam sebelum disunat. Alasannya? agar pas disunat bayinya sibuk nete ke botol (kata perawatnya gitu)
  • Kalau bisa pas disunat sebelum ci baby bisa tengkurep, kasian kalau dia tengkurep tiba-tiba nanti penisnya sakit.
  • Kalau pup langsung ganti popoknya dan lap dengan bersih
  • Kalau bisa pas abis disunat ada yang nemenin , Alhamdulillah meski suami lagi di Singapur, masih ada sahabat yang mau menemin dan bantuin dirumah.

Pengalaman sunat ini pengalaman berkesan banget dengan segala kesibukan, kepanikan, tangis lebay emaknya, kehebohan onty-ontynya (Susi dan Dini), dan semua-muanya yang sudah terjadi, Alhamdulillah terlalui juga. Kalau bahasa sundanya "Tos Jongjon". Suami juga bilang gitu, Alhamdulillah udah tenang, lagian kalau sunat di Singapur kata temennya suami, untuk orang Singapurnya saja bisa 1000-1500$, apalagi foreigner kayak kita, heuuuu. Oh ya, sunat di Prof Chairul itu biayanya 4juta dan harus cash. Untuk bu ibu yang pengen anaknya disunat juga, silahkan bisa diskusi dulu dengan dokter anak, dengan suami, dengan keluarga, dan tanya-tanya ke dokter spesialis bedah anaknya. Semoga cerita dan informasi ini bermanfaat ya :)



Salam hangat,
@sientasnovel

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Office  yang ada

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Flight