Skip to main content

TRAVELING: Jangan Anggap Enteng Oleh-oleh dan Souvenir yang diberikan orang kepadamu!

Siapa yang suka traveling?? Selamat! Kamu pasti sering di todong "Minta oleh-oleh dong!" atau "Bawa oleh-oleh dong!", iya kan? iya kan? Hehehe.

Ya itulah salah satu budaya di Indonesia, minta oleh-oleh dan bawa oleh-oleh. Memang tidak ada yang salah dengan minta oleh-oleh (jika orangnya tidak keberatan), tapi ada catatan penting yang perlu kita ingat, diantaranya:

#JIKA KITA SEBAGAI "PEMBERI OLEH-OLEH"
Sebagai orang Indonesia, saya memang selalu membawa oleh-oleh untuk beberapa orang yang dekat seperti keluarga dan teman dekat. Dan rasanya memang "ganjil" jika tidak membawa sesuatu untuk mereka yang dekat dengan saya.

Tapi saya juga merasa terganggu dengan orang asing atau yang sekedar kenal atau yang sejak dulu enggak begitu akrab terus tiba-tiba SKSD dan minta oleh-oleh. Rasa gimana gitu, aneh aja "situ siapa? kenal juga enggak"

Saya selalu memberikan oleh-oleh dengan menyisikan uang untuk orang-orang tertentu, tentu saja karena saya ingat mereka dan ingin berbagi kebahagian dengan mereka. Setelah memberikan oleh-oleh, saya senantiasa berdoa dalam hati semoga mereka ikut bergembira dan suatu saat diberi kesempatan untuk pergi traveling juga.

Ada satu pengalaman paling menyakitkan yang pernah saya alami adalah ketika saya mendapati SMS dari seseorang yang berkata "Teh, oleh-oleh kayak gini mah di Pasar Baru juga ada", wah langsung JLEB ke hati tuh! Saya juga manusia lho, bukan robot yang gak punya perasaan, kalau dikayak gituin mah sakit hati banget. Niat baik malah dibalas dengan bahasa yang "kasar" dan "tidak beretika". Sorry, I have to say it!

Gini yaa, saya udah jauh-jauh bawa lho, saya bela-belain masukin ke tas saya, saya bela-belain beli pakai uang hasil kerja keras saya. Oleh-oleh itu saya beli dari Jepang. Jarak dari Tokyo-Jepang ke Bandung-Indonesia sekitar 3604 mil, hehe jadi kesel sampe ngitung jarak segala. Buat yang pernah ke Jepang, pasti tahu dong berapa harga gantungan kunci, dompet kecil, atau tempelan kulkas disana? Harga paling murah jika dirupiahkan sekitar 70.000-100.000 dan dia  dengan enteng bilang "Teh, oleh-oleh kayak gini mah di Pasar Baru juga ada" (FYI Pasar baru itu salah satu pasar di kota Bandung). Kalau dia gak mau oleh-oleh kayak gitu, lantas dia mau apa? tas mewah seharga puluhan juta?! Iya kaliiiiii.....

Seingat saya, saya membalas seperti ini, "Wah maaf ya kalau gak sesuai harapan kamu" kurang lebih kayak gitu, meski pengennya sih bilang "Duh gak bersyukur banget sih kamu jadi orang" haha tapi saya gak jadi nulis gitu, udah ah bodo amat, yang penting saya sudah kasih dia oleh-oleh, next time kalau traveling lagi ogah banget ngasih dia alias KAPOK.

Kesimpulannya, sebagai seorang pemberi oleh-oleh, saya lebih senang memberikan kepada orang yang menghargai pemberian orang lain. Teman-teman dekat saya selalu antusias saat saya pulang traveling. Mereka tidak pernah meminta saya membawakan oleh-oleh untuk mereka, tapi saya selalu membawakan oleh-oleh untuk mereka. Alasannya tentu saja karena saya memang ingat dan sayang kepada mereka.


#JIKA KITA SEBAGAI "PENERIMA OLEH-OLEH"
Sebagai seorang penerima oleh-oleh saya, selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang bergembira. Sekecil apapun itu meski hanya kartu pos atau gantungan kunci atau tempelan kulkas, saya sangat bahagia dan mengapreasianya. Kenapa? Ini alasan saya.....
  1. PERTAMA, karena saya tahu, saat ia memberi saya oleh-oleh/souvenir, artinya ia mengingat saya didalam kepalanya. Alhamdulillah. Saya selalu mengapresiasi pemberian orang lain. Seumur hidup, saya tidak pernah menolak pemberian oleh-oleh dari orang lain, sekecil apapun itu meski hanya pensil, tempelan kulkas, kartu pos, atau gantungan kunci. 
  2. KEDUA, karena saya mengerti bahwa mereka yang pergi traveling itu tujuannya untuk liburan dan bersenang-senang lho, bukan buat nyari oleh-oleh atau pesenan kita. Jadi kita harus bersyukur saat seseorang membawakan kita "buah tangan" sebagai tanda rasa sayang kepada kita.
  3. KETIGA, karena saya tahu benar harga oleh-oleh di luar negeri terutama negara maju (seperti negara-negara di Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Korea, dll) itu harganya MUAHAL. Catet ya sekali lagi MUAHAL. Harganya bisa buat beli makanan enak sampai taraf mewah di Indonesia. Bayangkan saja, pakai toilet umum aja bayar 1-2 Euro (Rp 30.000), gimana harga gantungan kunci/tempelan kulas disana?
  4. KEEMPAT, karena saya merasa senang saat saya menerima oleh-oleh dari teman saya. Pengalaman pertama saya menerima oleh-oleh dari luar negeri adalah dari ketika teman kuliah saya pergi untuk berlibur ke Jerman menemui keluarganya disana. Saat itu, kalau tidak salah tahun 2006/2007, pulangnya dia bawa gantungan kunci dari Bremen untuk saya. Ya Allah saya senang luar biasa, girang malahan bisa punya gantungan kunci dari luar negeri (norak yah? hehe tapi beneran waktu itu saya norak banget saking senengnya). Sambil berdoa dalam hati, semoga suatu hari saya bisa pergi ke Jerman juga dan kasih oleh-oleh balik buat dia. Tidak disangka, tidak diduga. Tahun 2013, saya pergi ke Jerman. Bayangkan! Negara pertama yang saya kunjungi. Kebayangkan senengnya kayak apa saya waktu itu? Padahal dulu cuma mikir ke luar negeri itu cuma bisa pergi ke Singapur aja. Eh taunya Allah memberi kejutan dan hadiah tak terlupakan yaitu mengabulkan doa dan harapan saya pergi ke Jerman. Alhamdulillah. Kejutan lainnya, saya bertemu dengan teman itu saya di Jerman. Allah memang Maha Baik. Teman saya yang MEMBERIKAN oleh-oleh, Allah balas dengan KULIAH MASTER di Jerman. Saya yang bersyukur karena DIBERI oleh-oleh, Allah beri hadiah tambahan pergi SEMINAR ples jalan-jalan ke Jerman, Dan kami bertemu disana. Alhamdulillah.
  5. KELIMA, karena saya tidak mau menjadi orang yang kufur nikmat. Diberi oleh-oleh adalah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita melalui orang lain. Berterimakasih kepada yang memberikan dan bersyukur kepada Allah karena Allah menitipkan ingatan kepadanya agar membawa oleh-oleh untuk saya. Seperti pengalaman buruk saya, ketika apa yang saya berikan dia sepelekan, maka hilang sudah minat saya untuk kasih dia oleh-oleh lagi.

Kesimpulannya, bagi saya sebagai seorang yang diberi oleh-oleh, sekecil apapun itu berharga karena bawanya jauh dan harganya pasti mahal. Btw sekedar informasi SOUVENIR dalam bahasa prancis artinya MEMORY. Voilaaa.....terjemahkan sendiri kalau orang kasih "souvenir" sama kamu artinya apa. Oh ya satu lagi saran saya, kalau ada orang yang traveling, gak perlu komentar "Bawa oleh-oleh dong", lebih baik katakan, "Safe flight" atau "Have fun ya disana".


#NITIP BELIIN BARANG KE TEMEN YANG TRAVELING
Saya pernah menitip barang kepada teman saya yang pergi ke Rusia, ke Thailand, ke Jerman, dan beberapa negara lain. Tiada lain adalah menitip membelikan novel Harry Potter (dengan bahasa negara tersebut). Saat saya menitip, saya mengatakan "Boleh enggak nitip novel harry potter? yang tipis aja, nanti uangnya saya ganti. Itu juga kalau kamu enggak repot dan enggak berat bawanya. Dan jangan sengaja nyari, kalau pas kamu jalan terus enggak sengaja aja ketemu, hehe. Kalau ada beli, kalau enggak juga enggak apa-apa". 

Inget, yang namanya NITIP itu ENGGAK BOLEH MAKSA! 
Kalau dia enggak mau, jangan dipaksa. Kita harus tahu, terkadang mereka itu mencari titipan kita sampai harus keliling kesana kesini cari barang tersebut dan mereka malah disibukan dengan urusan oleh-oleh dan titipan, padahal mereka traveling buat liburan lho, bukan buat cariin barang titipan kamu. Jadi coba rada sensitif yah kalau jadi manusia, hehe. Jangan egois dan pengen enak sendiri.

Satu lagi, coba deh renungkan baik-baik pertanyaan ini, "Apakah orang yang pergi traveling ke luar negeri itu uangnya banyak?". Jawabannya belum tentu. Terkadang mereka merencanakan traveling ke luar negeri itu satu dua tahun sebelumnya, mereka nabung susah payah. Sampai rela mengurangi makan (beneran lho) dan jangan dan gak perlu nyinyir "kalau gak punya uang, gak usah pengen gaya jalan-jalan ke luar negeri", kalau kamu sampai mikir kayak gitu, uhhh dangkal banget pikiran kamu. Orang traveling ke luar negeri itu belum tentu pengen gaya-gayaan lho, tapi kebanyakan kepengan tahu gimana sih negera orang tuh! Kayak apa sih pemandangan disana, gimana sih suasana disana. Ada juga yang tujuannya edukasi seperti mengikuti seminar dan disisa-sisa waktu bisa keliling bentar.

So, hapus pikiran "yang traveling punya banyak uang". Banyak traveler yang menabung susah payah agar bisa pergi jalan-jalan, mereka membudget semuanya, rela mantengi tiket pesawat promo ditengah malem, rela tidur di hostel murah (satu kamar 6 sampai 8 orang kadang dicampur dengan traveler dari negara lain). FYI semurah-murahnya hostel diluar negeri gak sebagus hotel di Indonesia. Di Indonesia harga 500rb semalem udah dapet kamar bagus, private, ples sarapan lagi. Kalau di luar negeri 500rb cuma dapet hostel (barengan/dicampur) kasurnya kecil, kamar mandi barengan, gak dapet sarapan lagi. Cobalah untuk memahami situasi seperti ini yah.

Dan....please....please....jangan bersikap "gak tahu malu" apalagi ketika barang titipan sudah diterima, malah gak bayar atau minta bayarnya dicicil, ngek...ngok....!!

Sebagai contoh yang pernah terjadi, teman saya pergi ke Eropa untuk studi (belajar lho bukan jalan-jalan). Kemudian dia berencana pulang ke Indonesia, temannya menitip lipstik merk tertentu dengan harga yang cukup mahal sekitar 50 Euro (Rp 800.000). Lalu saat lipstik tersebut diberikan oleh teman saya kepadanya, dia malah gak mau bayar malah bilang dengan entengnya, "Udahlah, ini oleh-oleh buat aku aja ya". Hmmm kalau kata bang Roma "Sungguh terlalu".

Kalau saya sendiri, saya belum pernah ngalamin yang kayak gitu. Kalaupun ada, saya enggak akan ladenin. Kalaupun saya ladenin, saya harus kenal dekat dengan orang itu jadi saya tahu siapa dia, reputasinya soal bayar hutang, dan sifatnya kayak gimana. Kalaupun ada yang nitip, saya minta uangnya transfer dulu, baru saya beliin. Dan hanya untuk barang dibawah $50 yah, karena masuk Indonesia bawa barang lebih dari $250 akan dikenakan beacukai. 

Kesimpulannya, buat yang suka minta oleh-oleh dan nitip-nitip (dengan memaksa), saya doakan semoga kalian mengalami sendiri bagaimana itu traveling ke luar negeri, merasakan sendiri bagaimana beratnya bawa barang bawaan, dan mengalami sendiri betapa ngenesnya membeli souvenir disana dengan uang kalian sendiri. Orang yang pernah (setidaknya) satu kali traveling akan lebih mengerti bagaimana beratnya/ribetnya menjadi seorang Traveler Indonesia dengan kurs rupiah yang kecil di negara itu, hehe. Semoga segera menjelajahi dunia ya, biar tahu senang dan susahnya menjadi seperti kami para traveler.


Makasih dan semoga bermanfaat!
@sientasnovel

Comments

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Office  yang ada

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Flight

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasikan M. Tapi saya inis