Skip to main content

Novel: Bersamamu




Judul: Bersamamu
Penulis: Sienta Sasika Novel
Penerbit: Grasindo
Genre: Drama (Remaja dan Dewasa)

* * *


Hana dan Rama saling jatuh cinta lalu menikah dan bersama selamanya—IN THE END?

Tidak!
Pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan cinta. Pernikahan adalah awal dari pembuktian cinta yang sesungguhnya. Tentu saja, cinta mungkin mudah untuk diucapkan, namun, cinta yang sesungguhnya haruslah teruji, seperti rangkaian eksperimen yang dilakukan oleh Einstain yang membuktikan bahwa E = mc2.

Begitu pula dengan cinta. Cinta yang sesungguhnya—seharusnya—mampu menjalani serangkaian tes untuk membuktikan bahwa cinta bukanlah sekedar kata-kata, bukan hanya perkara jatuh cinta, bukan hanya untuk menikah dan hidup bersama, bahwa cinta seharusnya mampu bertahan dan tetap ditempatnya meski badai berulang kali menerpa.

Love is about understanding and commitment!—mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna adalah cara terbaik dalam memahami dan memaknai komitmen pernikahan. 




* * *



Sienta mampu menggambarkan cerita dan detailnya dengan jelas hingga kita seolah melihat sebuah film dengan keseluruhan adegan, ekspresi pemain dan latar belakangnya. Alur cerita yang tidak terputus, hingga tidak ada "miss" antara satu dengan lainnya. Data yang begitu lengkap. Jelas-jelas dia melakukan penelitian dengan baik.  Konflik yang manis, masuk akal, dan mengaduk-aduk emosi hingga terpaksa meneteskan air mata. "Bersamamu" membuat aku tidak mampu melepaskan mata sampai pada halaman terakhir. Novel ini tidak butuh pembatas buku!!
~Helga Rif, penulis novel “

Saat kesetiaan terhadang cobaan, akankah cinta dipertaruhkan? – Sebuah kisah romantika rumah tangga yang sarat pernik kehidupan: ada manis, pilu, tawa, dan luka.
~Riawani Elyta, penulis novel “Hati memilih” dan “Yang kedua”

Menikah bukan akhir dari suatu kisah cinta, melainkan sebuah awal baru. Membaca novel ini mengingatkan saya betapa pernikahan adalah tempat untuk menurunkan ego dan meningkatkan pengertian. Cinta saja tidak cukup. Ada halaman-halaman yang membuat saya menitikkan air mata. Ah, Sienta sudah menulis dengan indah. Cinta, alzhaimer, dan kisah lalu, sungguh bukan tema yang biasa. Suka dengan idenya yang keren!
~Indah Hanaco, penulis novel "Cinta Tanpa Jeda" dan "Meragu"

Melalui Bersamamu, Sienta mengajak kita untuk memaknai arti cinta dan keluarga.
~Irin Sintriana, penulis novel “Morning Sunshine” dan “Prisoner of Ur Heart”

Kisah tentang cinta yang sempurna dalam ketidaksempurnaan. Ceritanya menyentuh, mengundang mata berembun, dan membuat berkali-kali berdoa dalam hati semoga tak terjadi pada diri kita. Keren!”
~Hapsari Hanggarini, penulis novel “Sapporo No Niji”

Daebak!!! Sienta sukses menyuguhkan tawa dan tangis disaat yang bersamaan bahkan rasa benci muncul setelahnya.. Mengantarkan air mata terus mengalir kala merasakan adegan selanjutnya. Saat kalian berani membuka halaman pertama, kalian harus siap memiliki 'mata golf'
~Irena Widelia, penulis nove “Suddenly in Love” dan “Loving You”

Akankah cinta yang besar, mampu membawa orang terkasih kembali? – Sebuah karya yang menghangatkan hati dari Sienta. Love it, dear :)
~Dewi “Dedew” Rieka, Penulis “Anak Kos Dodol”

Sebuah kisah cinta yang sederhana, tapi sudah membuatku terenyuh. 
~Clara Canceriana, penulis You Are My Sunshine.

Sientaaaa....novelnya baguus bangeeeeet...sampe nangis niiiiih....yang pasti, novel 'Bersamamu' ini adalah salah satu novel terbaik yang pernah aku baca....sarat akan makna dan nilai kehidupan terutama tentang arti sebuah kesetiaan, pengorbanan, dan pengabdian yang tulus yang dibingkai atas dasar cinta karena Allah Swt. Selain menghibur, novel ini juga membuka wawasan kita tentang kanker serviks dan alzheimer. Romantis dan juga sangat menyentuh hati. Félicitation ya Sienta...kamu berhasil memadukan unsur hiburan, edukasi, dan budaya ke dalam sebuah karya yang luar biasa. Excellent!
~Maya, tentor bahasa Perancis IFI Bandung

Membaca novel ini, mengingatkanku kembali untuk terus bersama dengan orang yang paling kita cintai dalam situasi dan kondisi apapun. Tanpa syarat! Banyak ilmu baru juga yang bisa aku dapat dari novel ini, tentang dunia fashion dan khususnya kedokteran tentang penyakit alzeimer yang masih terdengar asing di kalangan masyarakat Indonesia. Two tumbs up, Jeung! I love your novel!
~Ninna Rosmina, penulis Novel “One More Change”

Sienta, novelis yang selalu muncul dengan ide segar pada setiap novelnya terlihat semakin matang dalam penuturan dan alur ceritanya. Dengan bahasa yang lugas, efisien namun penuh makna, momen demi momen terasa mengalir dengan lancar sehingga pembaca dimanja  dengan berbagai kejutan. Rasakanlah nuansa penggunaan ungkapan berikut:
"Kau adalah sebuah luka yang tidak benar-benar kuhapus, hanya kusembunyikan di sudut hati".
"Aku selalu di sini, tetap berada di tempatku , untuk menunggumu menatap hatiku "
Di usianya yg masih sangat muda, Sienta telah mengalami berbagai jenis pengalaman yang bagi teman seusianya termasuk langka, antara lain topik penelitiannya dalam bidang kanker serviks sehingga pernah mewarnai salah satu novelnya yang terbilang laris dan menghebohkan: "Inginku". Pada novel ini “Bersamamu” beberapa kejadian diceritakan di rumah sakit dengan beberapa istilah kedokteran yang begitu fasih dibawakannya.
~Sukma nuswantara, peneliti biologi molekuler dan rekayasa genetika LIPI Bogor

Setelah menikah, akankah kita bahagia selama-lamanya seperti dalam dongeng? Inilah romantika kehidupan pasangan muda yang penuh dengan tantangan. Sederhana, manis, mengharu biru dan disertai kejutan di setiap tikungan cerita.
~Dyah Rini, penulis novel “Unfriend”

Pernikahan, bukanlah sebuah muara akhir. Tapi lebih pada sebuah fase baru dalam kehidupan. Pahit dan manis, adalah bumbu yang senantiasa melengkapi. Kadang bersamaan, kadang berganti. Inilah yang diramu sienta dalam novel ini. Untuk menjadi sebuah bahan adonan yang sesuai, sebagai bacaan sekaligus bahan perenungan.
~Vbi_djenggotten, komikus Indonesia

“Cintailah dia dengan cara yang sempurna, meski dia yang kamu cintai tidak lagi sempurna.” Kalau aku menggabungkan judul novel ini dengan kalimat di atas, maka aku mendapatkan kalimat baru yang menggambarkan kisah manis di novel ini: BERSAMAMU, CINTA menjadi SEMPURNA.
~Kezia Evi Wiadji, penulis novel “Till It’s Gone”

“Sebuah novel yang manis dan mengharu biru”
~Sefryana Khairil, penulis novel “Tunjuk satu Bintang” dan “Tokyo”

Cinta, impian, kesempatan kedua, arti dari maaf, dan awal  yang baru. Seperti INGINKU, ketika membaca BERSAMAMU saya selalu ingin mendengar seorang teman bercerita tentang hal-hal tersebut (lagi). hal sederhana yang selalu kita butuhkan untuk hidup.
~Robin Widjaya, penulis novel “Before Us” dan “Menunggu”

Comments

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Office  yang ada

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Flight

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasikan M. Tapi saya inis