Skip to main content

MOM’S STORY: Manfaat Merawat Bayi Secara Mandiri

Saya menikah di umur 27 tahun, hamil di umur 30 tahun, dan melahirkan di umur 31 tahun. Jadi saya memiliki anak pertama diumur saya yang ke-31, meski umur saya sudah matang tapi saya masih newbie dalam hal mengurus bayi. Ilmu saya masih kurang meskipun sebelum hamil dan sebelum melahirkan saya sering mengikuti seminar dan talkshow mengenai kehamilan dan parenting, tapi tetap saja teori hanya akan jadi teori dan mati jika tidak mempraktekkannya. Karena ini pengalama pertama saya, jadi saya banyak tidak tahunya tetapi saya jadi lebih banyak belajarnya.

Sebelum anak saya lahir, saya memang sudah bertekad akan mengurus anak saya sendiri (tidak ketergantungan pada orang lain ya bukan berarti kita tidak memerlukan bantuan orang lain). Mengapa saya ingin mandiri? Alasannya ada tiga: (1) ibu saya dulu melahirkan saya diumur 21-22 tahun dan saya melahirkan anak saya di umur 31 tahun, jika ibu saya bisa mengurus bayi sendiri masa saya tidak bisa?, (2) karena saya dan suami tinggal di luar Indonesia, kami hanya tinggal berdua jadi kami harus mandiri dan tidak bergantung pada orang tua, (3) saya bukanlah ibu yang bekerja di kantor karena pekerjaan saya menulis dan bisa saya kerjakan dari rumah, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk tidak mengurus anak saya sendiri.

Ke-3 alasan tersebut sudah menjadi alasan yang kuat bagi saya untuk merawat anak secara mandiri, meski ada alasan-alasan kuat lain menurut dokter anak dan psikolog—tentang peran ibu sangat penring dalam mengurus anak sendiri baik secara fisik maupun emosi. Oh ya saya juga pernah membaca buku yang isinya: "Pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak, setiap pergantian orang yang mengasuhnya berarti suatu perusakan, tidak hanya pada perkembangan sosialnya tetapi juga pada bicara, bermain, dan perilaku prestasi" (Buku 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi Sehat, T. Hellbrugge & J.H von Wimpffen)

Dari mengasuh bayi secara mandiri, membuat saya BELAJAR dan BERLATIH dari hal-hal kecil saya, misal:
  1. Tentang Pup bayi baru lahir itu hijau kehitaman dengan struktur kental seperti dodol, kenapa saya tahu karena saya membersihkan pup bayi saya diumur 0 hari. Waktu membersihkan pup nya, dalam hati saya berkata “kok pup-nya gini ya?”, dari saya membaca kalau pup bayi newborn itu memang seperti itu—kental dan lengket seperti dodol dan warnanya hijau kehitaman—namanya MEKONIUM.
  2. Tentang Bayi cegukan, pada awal bayi cegukan saya agak panik harus gimana sampai saya browsing baca banyak artikel. Ternyata bayi cegukan memang normal dan dapat hilang dengan kehangatan dan meminum ASI. 
  3. Tentang bedanya kandungan dan manfaat ASI dengan Susu Formula.
  4. Tentang puputnya tali pusat yang menurut dokter akan puput 4-15 hari. Bayi saya baru puput dihari ke-11
  5. Tentang Bayi newborn pup sering banget dan itu normal karena kandungan ASI itu didominasi laktosa yang pH nya asam maka bayi memang akan mules dan menyebabkan bayi diare. Pup bisa 10-20 kali di minggu-minggu pertama. Hal yang wajar karena usus bayi baru adaptasi dengan ASI. Saya tahu ini setelah mendengar seminar dan baca artikel serta buku.
  6. Tentang warna Pup bayi—kadang hijau kadang kuning. Setelah saya membaca buku dan artikel ternyata bayi yang minum ASI Foremilk akan menghasilkan tinja kehijauan dan bayi yang minum ASI Hindmilk akan menghasilkan tinja warna kuning.
  7. Tentang Tanda lahir, anak saya memiliki tanda lahir. Beberapa tempat. Menurut Dr. Tiwi didalam bukunya, Bayi memiliki tanda lahir itu normal dan setidaknya bayi memiliki minimal satu tanda lahir.
  8. Tentang Bayi laki-laki yang menyusunya banyak, benarkah? Karena saya baru memiliki anak (anak saya anak laki-laki) jadi saya tidak punya pengalaman bisa bedanya menyusui anak laki-laki dan anak perempuan tapi secara logika laki-laki memang pasti lebih kuat nyusunya karena dia harus tumbuh menjadi anak yang kuat dan nantinya harus mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan otot dan otak jadinya pasti memerlukan energi yang besar. Tidak aneh kalau bayi saya menyusu sangat lama dan sering, hehe.
  9. Tentang Arti tangisan bayi. Dengan mengurus sendiri saya jadi belajar memahami cara komunikasi bayi. Saya jadi tahu dia menangis karena mengompol, karena pup, karena mengantuk, karena tidak enak badan, karena mules pengen pup atau kentut, karena demam, karena bosan, atau karena takut sendirian.
  10. Tentang Indera penciuman bayi sangat kuat dan itu terbukti ketika saya sudah menidurkannya, tak lama saya beranjak keluar kamar untuk beres-beres dan mandi, belum selese pekerjaan bayi saya bangun mencari-cari saya, setelah saya pelajari ternyata indera penciuman bayi sangat kuat terutama bau ibunya.
  11. Tentang menyendawakan bayi setelah menyusui, kenapa? karena saat bayi menyusu udara juga ikut masuk ke dalam perut bayi. Jadi bisa mungkin harus disendawakan agar gelembung-gelembung udara diperut bayi keluar. Jika terlalu banyak dapat menyebabkan kolik (kembung).
  12. Tentang cara memijat bayi, saya belajar pijat bayi dari perawat di salah satu rumah sakit di Bandung. Dari sana saya belajar memijat bayi saya dan manfaatnya apa saja terutama saat bayi saya kolik.
  13. Tentang cara memandikan bayi, tidaklah mudah memandikan bayi tapi lama-lama saya belajar juga bagimana harus begini dan begitu.
  14. Tentang vaksinasi—jenis dan jadwalnya.
  15. Tentang dahak pada bayi dan cara penanganannya.
  16. Tentang stimulasi bayi 0-3 bulan dan manfaatnya apa saja.
  17. Tentang bonding ibu dan bayi serta psikologis bayi 0-3 bulan 
  18. Dan masih banyak lagi hal-hal lainnya 

Manfaat yang saya peroleh dari mengurus bayi secara mandiri diantaranya saya mengenal bayi saya semakin dalam kalau bisa dari A sampai Z. Saya juga mengetahui, merasakan, dan melihat tumbuh kembang bayi saya dari hari ke hari yang bisa saya diskusikan dengan suami. Suami juga rajin baca dan memberi saya masukan yang bahkan tidak saya ketahui sebelumnya seperti menaruh baju kotor saya didekat bayi agar bayi seolah-olah merasakan kita tetap ada didekatnya dengan mencium aroma baju tersebut.

Selain itu, saya semakin banyak belajar lagi dengan membaca buku, membaca artikel, sharing dengan ibu-ibu lainnya, dan mengikuti berbagai seminar, talkshow, workshop, agar bekal ilmu saya cukup—tidak hanya mendengar saran dari orang tua saja tetapi juga dari ahlinya seperti dokter dan psikolog.

Dan yang terpenting Saya semakin belajar tentang EXTRA SABAR karena mengurus bayi itu perlu tenaga EXTRA, perlu keterampilan-ketelatenan EXTRA, perlu ilmu EXTRA, dan perlu konsentrasi EXTRA. Saya juga belajar agar lebih mandiri lagi, belajar tentang manajemen waktu, manajemen perasaan, manajemen pikiran, belajar fokus, serta belajar mengatur strategi untuk mengurus bayi, rumah, suami, dan diri saya sendiri. 


Salam hangat,
@sientasnovel

Comments

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Of...

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Fl...

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasika...