Skip to main content

MOM'S STORY: Pengalaman membuat paspor bayi

Setelah melahirkan, saya dan baby berencana kembali ke Singapura menyusul suami. Senjata utama pergi keluar negeri adalah paspor. Ci baby belum punya paspor jadi sebelum datang ke imigrasi Bandung, saya bertanya kepada teman-teman yang sudah punya pengalaman, sebagai referensi awal. Setelah itu saya mendownload aplikasi antrian paspor, ketika saya membuat akun dan mencoba mendaftar ternyata quota penuh untuk pembuatan paspor di Imigrasi Bandung (baik yang di daerah suci dan di daerah soekarno hatta), karena waktu mepet dan kalut akhirnya saya datang langsung ke Uni Pelayanan Paspor yang beralamat di:
Gedung Bina Citra Lantai 3
Jalan Soekarno-Hatta No. 162
Kebon Lega, Bojongloa Kidul, Kb. Lega, 
Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40235

Ketika saya datang kesana, saya disambut oleh pegawai imigrasi dengan ramah dan bertanya apakah saya sudah melakukan aplikasi online, lalu saya jawab "belum mba, soalnya quotanya penuh terus" lalu mba-nya dengan ramah menjawab "pendaftaran online buka minggu dan senin pagi bu untuk wilayah Bandung". Setelah itu saya diminta untuk melakukan aplikasi online dan akhirnya mendapat jadwal tanggal 7 Agustus 2018 di Imigrasi kelas I Bandung yang beralamat di:
Jl. Surapati No.82 Bandung 40122
Jawa Barat, Indonesia

Pada tanggal 7 Agustus 2018, saya dan baby ditemani mamah dan nenek (yang juga sekalian perpajang paspor) datang ke kantor Imigrasi pukul 8 pagi meski jadwal online kami pukul 09.00-10.00. Tapi prinsip orang Indonesia, datanglah sepagi mungkin biar tenang dan masih seger hehe. Setelah sampai dilokasi, saya langsung menunjukan surat pendaftaran online yang saya unduh di aplikasi antrian paspor. Lalu disuruh menunggu dan nanti namanya dipanggil.

Setelah menunggu kurang lebih saya 20 menitan, nama anak saya dipanggil lalu mendatangi meja pemeriksaan dokumen asli dan foto copy, dokumen tersebut diantaranya:
1. KK asli dan photocopy
2. Akte asli dan photocopy
3. KTP orang tua (ibu dan ayah) asli dan photocopy
4. Buku nikah asli dan photocopy
5. Photocopy paspor ayah dan ibu (saya bawa paspor asli, kalau punya suami gak)
6. Surat pernyataan kedua orang tua asli, ditanda tangan diatas materai oleh kedua orang tua (contoh download disini) atau surat kuasa dari suami kepada kita jika suami tidak ikut ke kantor imigrasi. Karena suami di Singapura jadi saya bikin surat pernyataan saja (bisa juga surat kuasa yang penting ditanda tangan diatas materai). Kalau suami ikut alias kedua orang tua datang ke kantor imigrasi point nomor 6 ini gak perlu. 

Setelah pemeriksaan dokumen, pegawai akan memberikan 1 lembar formulir dan 1 lembar surat pernyataan pembuatan paspor (pakai materai, jadi kalau bisa bawa materai sendiri, bawa lebih dari satu materai untuk jaga-jaga).

Kemudian setelah isi formulir dan surat pernyataan, saya mengambil nomor antrian (dapet nomor 15) setelah dipanggil di foto deh. Karena ci baby lagi tidur jadi dibangunin dulu hehehe dan susah banget karena sebelumnya abis nyonyo dan pagi-pagi jadi dia ngantuk. Akhirnya kedua matanya diolesin air biar bangun. Ci baby lalu digendong dan dipangku dengan tubuh kita yang ditutupi kain putih. Setelah lebih dari 10x jepret akhirnya sesuai juga meski gak optimal heheh secara bayi susah yess diajak foto. 

Setelah selesai kita diberi resi pembayaran senilai 355.000 rupiah, bisa dibayar langsung ke teller bank atau melalui kantor pos. Kebetulan di kantor imigrasi kelas 1 bandung ada kantor pos jadi langsung bayar deh. Paspor selesai 4 hari kerja bisa diambil antara jam 9 pagi sampai jam 3 sore. 

Alhamdulillah senin tanggal 13 Agustus 2018 paspornya sudah selesai. Prosesnya cepat, tidak bertele-tele, reformasi imigrasi udah bagus banget menurut saya, tidak seperti zaman saya buat dulu hehe, lama dan berbelit-belit sampe bikin pusing-cape-dan emosi jiwa. Kalau sekarang jelas, singkat, dan cepat. Alhamdulillah selesai juga meski dengan foto ci baby yang kurang maksimal karena doski masih ngantuk, keliatan kan mukanya bete, kesel, dan pengen nangis :D


Saran dari saya sebelum membuat paspor, siapkan dokumen selengkap mungkin, bawa dokumen asli dan photocopy (2 rangkap aja photocopy-nya buat back up), bawa materai (minimal bawa 2 deh), datang pagi biar fresh dan enak antrinya, jangan lupa daftar online dulu. Semoga bermanfaat.



Salam hangat,
@sientasnovel

Comments

Popular posts from this blog

SINGAPORE: Kartu travel anak, gratis untuk usia 7 tahun ke bawah

Seperti kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara dengan sistem transportasi yang sangat baik. Semuanya sudah diatur dengan rapi, salah satunya penggunaan kartu travel untuk anak usia 7 tahun ke bawah. Jadi kalau anaknya masih usia 7 tahun ke bawah dengan tinggi 0.90 meter sampai 1.20 meter maka biaya untuk MRT, LRT, dan Bus itu gratis caranya dengan membuat kartu CHILD CONCESSION CARD. Sumber:  https://www.transitlink.com.sg / Misalnya nih lagi mau traveling ke Singapura terus punya anak yang usia lebih dari 7 tahun berapapun tingginya udah bayar ya tinggal beli aja kartu travelnya sama seperti orang dewasa, tapi kalau  punya anak dengan tinggi sekitar 0.90 sampai 1.20 meter tapi usianya masih di bawah 7 tahun maka harus membuat child concession card. Gratis kok gak bayar dan gak perlu top up. Itu kartunya cuma di tap aja sebagai tanda kalau anaknya masih berusia di bawah 7 tahun ke bawah. Gimana cara bikinnya? Gampang kok tinggal dateng ke   TransitLink Ticket Of...

SINGAPORE: Mau Masuk Singapura? Isi Kartu Embarkasi dulu!

Untuk orang Indonesia, masuk ke Singapura tidak perlu menggunakan Visa karena sesama negara Asia Tenggara itu bebas Visa.  Tapi, saat masuk negara Singa ini, kita perlu mengisi kartu Embarkasi. Biasanya kartu embarkasi diberikan di dalam pesawat oleh pramugari. Tapi kadang-kadang stok habis sehingga harus ngambil langsung di bandara Changi, ngambilnya disini: Gambar 1. Tempat ambil kartu embarkasi, lokasinya di Arrival Immigration Hall Gambar 2. Kartu embarkasi Kartu Embarkasi bentuknya kayak gini: Gambar 3. Kartu Embarkasi bagian depan Gambar 4. Kartu Embarkasi bagian belakang Full Name in Passport = Nama Lengkap sesuai Paspor (harus sama dengan paspor ya) Passport Number = Nomor Paspor (lihat dipaspor masing-masing) Place of Residence = Tempat tinggal (Kamu di Indonesia tinggal dimana) terdiri dari city-state-country. City = kota (kota tempat tinggal, misal Bandung) State = provinsi (misal West Java) Country = negara (misal Indonesia) Fl...

MOM'S STORY: Pengalaman pertama mengkhitan bayi

Tanggal  13 Agustus 2018 (tepat umur ci baby 3 bulan) k ami memutuskan untuk mengkhitan bayi kami dengan beberapa pertimbangan dan rekomendasi dokter anak kami— Prof. Dr. Dadang S.H. Efendi. dr., Sp.A.(K) —di rumah sakit Limijati. Sebenarnya bisa dilakukan dirumah sakit Limijati tapi karena dokter bedah anaknya sedang cuti sehingga Prof Dadang merekomendasikan untuk sunat ke  Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB.,Sp.BA.(K) yang praktek di Apotek Cihampelas, alamatnya di: Jalan Cihampelas No.41 A, Tamansari,  Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40562 Meski diberi surat rujukan oleh Prof Dadang, saya inisiatif menelepon apotek Cihampelas terlebih dahulu (nomornya 022-4239976), lalu oleh pihak apotek cihampelas saya diberi nomor perawat asisten Prof Chairul. Asistennya kemudian menjelaskan apa saja yang harus saya persiapkan, diantaranya: Kain bedong Botol dot 2pcs diisi ASI Popok/diapers, 1 ukuran dari normal (baby saya ukuran popoknya S, direkomendasika...